Suatu ketika ada lima orang buta, yang tidak pernah melihat gajah seumur hidup mereka. Mereka pergi ke perkemahan sirkus dan mereka dipertemukan dengan seekor gajah oleh pemilik sirkus tersebut. Pemilik sirkus tersebut mengatakan kepada kelima orang buta itu bahwa gajah ini adalah hewan yang lebih besar dan berat dari manusia.
Dengan menggunakan tangan, kelima orang buta tersebut meraba gajah tersebut untuk mengetahui bentuk sebenarnya dari gajah itu.
Orang buta pertama meraba belalai gajah tersebut dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti selang yang besar!”
Orang buta kedua meraba kaki gajah tersebut dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti batang pohon besar!”
Orang buta ketiga meraba kuping gajah tersebut dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti daun kipas yang besar!”
Orang buta keempat meraba tubuh si gajah yang berbulu kasar itu dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti karung goni yang sangat besar sekali!”
Dan terakhir, orang buta kelima memegang buntut si gajah dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti kabel besar yang ujungnya berambut!”
Dalam perjalanan pulang, kelima orang buta tersebut saling berdebat mengenai bentuk sesungguhnya dari seekor gajah. Masing-masing mempertahankan pendapatnya mengenai bentuk gajah yang mereka dapat dari meraba tubuh gajah tersebut, dan akhirnya mereka saling bertengkar satu sama yang lain.
Kisah perumpamaan di atas memiliki makna bahwa :
adalah hal yang sia-sia belaka kita memperdebatkan sesuatu, yang belum kita ketahui secara pasti.
Kita hanya akan menjadi orang-orang buta yang bodoh.
Dengan menggunakan tangan, kelima orang buta tersebut meraba gajah tersebut untuk mengetahui bentuk sebenarnya dari gajah itu.
Orang buta pertama meraba belalai gajah tersebut dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti selang yang besar!”
Orang buta kedua meraba kaki gajah tersebut dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti batang pohon besar!”
Orang buta ketiga meraba kuping gajah tersebut dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti daun kipas yang besar!”
Orang buta keempat meraba tubuh si gajah yang berbulu kasar itu dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti karung goni yang sangat besar sekali!”
Dan terakhir, orang buta kelima memegang buntut si gajah dan mengatakan,
”Oh, gajah itu seperti kabel besar yang ujungnya berambut!”
Dalam perjalanan pulang, kelima orang buta tersebut saling berdebat mengenai bentuk sesungguhnya dari seekor gajah. Masing-masing mempertahankan pendapatnya mengenai bentuk gajah yang mereka dapat dari meraba tubuh gajah tersebut, dan akhirnya mereka saling bertengkar satu sama yang lain.
Kisah perumpamaan di atas memiliki makna bahwa :
adalah hal yang sia-sia belaka kita memperdebatkan sesuatu, yang belum kita ketahui secara pasti.
Kita hanya akan menjadi orang-orang buta yang bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar